Teman atau Karir? Perenungan Sebelum Memasuki Usia 20 Tahun

Teman atau Karir? Perenungan Sebelum Memasuki Usia 20 Tahun

    Semakin bertambah usia seseorang makin berat pula tantangan hidup yang akan dihadapi. Kompleksitas tuntutan hidup yang rumit juga tidak bisa dihindari, Suatu saat nanti adakalanya kita akan dihadapkan pada salah satu momen yangmana di momen tersebut kita harus memutuskan prioritas secara bijak pada salah satu dari 2 pilihan; teman atau karir. 2 pilihan tersebut acapkali menimbulkan kegundahan bagi beberapa kalangan terutama mereka yang sedang memasuki usia kerja pasca lulus perkuliahan; termasuknya juga penulis sendiri dan bisa jadi juga akan terjadi atau sudah terjadi pada orang lain.

    Tulisan ini dibuat tidak lain hanya sebagai media pelampiasan isi hati mimin yang saat ini (artikel ini dipublish) tengah masuk ke usia 20 tahunan dan juga sebagai bahan perenungan untuk teman-teman yang hendak memasuki umur tersebut sekaligus juga sebagai bahan nostalgia bagi temen-temen yang telah melewati masa-masa tersebut. Ketika temen-temen telah menginjak usia-usia mahasiswa; khususnya mahasiswa semester akhiran setidaknya sebagian ada yang sama dengan penulis yaitu sempat terbesit di benak memikirkan bagaimana nasib karir kedepannya. 

Prioritas ke Teman

    Yang pertama kelak kalian akan dipaksa menentukan pilihan memprioritaskan banyak teman yang resikonya masa depan belum tentu terjamin. Mengapa demikian? Sebab ketika kalian memilih teman sebagai prioritas maka kalianpun akan terikat oleh komitmen untuk selalu menghabiskan banyak waktu kumpul bersama teman-teman sehingga pada akhirnya urusan karir tidak dipikirkan malah terkesampingkan sebagai imbas dari terlalu mementingkan teman. Penulis setuju bahwa semakin banyak jaringan perteman dan semakin luas relasi maka semakin besar pula peluang mendapatkan pekerjaan, akan tetapi perlu digarisbawahi juga hal tersebut benar jika didukung oleh lingkaran pertemanan yang membawa pengaruh positif atau bahasa kerennya saat ini biasa kita sebut tidak Toxic.

    Namun berdasarkan fakta yang penulis temukan sendiri di lapangan; mayoritas circle pertemanan anak-anak muda masa kini (walaupun tidak seluruhnya) bisa dikatakan cenderung tidak membawa ke arus yang positif akan tetapi justru sebaliknya malah menjerumuskan ke dalam 'Jurang kegelapan'. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya anak muda yang lebih banyak menghabiskan uang hanya untuk memuaskan kesenangan sementaranya seperti;
  • Keluar uang banyak hanya untuk rokok / Vape
  • Terlalu sering traveling tanpa memperhatikan kondisi keuangan
  • Main game tidak ada habis-habisnya (Kecuali dibuat konten [Youtube/Tiktok])
  • Tidak suka belajar atau mempelajari skill baru
  • Cenderung Konsumtif daripada Produktif
  • Tidak mau coba berbisnis / investasi
  • Tidak mau menabung
  • Begadang
    Setidaknya itulah beberapa 'Kontaminasi negatif' khas budaya anak-anak muda masa kini yang kerap mimin temukan. Demi terwujudnya masa depan yang cerah temen-temen sangat ditekankan untuk menghindari hal-hal di atas.

Prioritas ke Karir

    Opsi yang kedua yaitu karir dan karir merupakan komitmen seumur hidup. Memutuskan untuk memprioritaskan karir berarti kalian telah mengikat diri untuk bisa terus berkomitmen pada pekerjaan atau bisnis kedepannya ketimbang teman, dengan kata lain mulai saat komitmen itu juga hingga seterusnya jangan sampai urusan pertemanan melalaikan kalian dari kewajiban bekerja yang pada akhirnya akan berimbas pada terhambatnya karir impian temen-temen. Oleh sebab itu bagi kalian yang masih berusia di bawah 20 tahunan yang membaca tulisan ini sangat ditekankan untuk memanfaatkan waktu sedini mungkin dengan sebaik-baiknya, dengan begitu prospek kerja yang mentereng kemungkinan besar akan kalian dapatkan.

    Memutuskan memilih karir sebagai prioritas utama sedini mungkin daripada teman bisa dikatakan juga merupakan tantangan tersendiri karena di balik hal tersebut terdapat satu resiko yang perlu dipertimbangkan yaitu hilangnya komunikasi sosial dengan teman. Bisa dibayangkan saja; teman-teman sekolah / kuliah yang biasanya selalu dekat dengan kita pada akhirnya akan semakin menjauh atau bahkan lost contact, apalagi lokasi rumah teman yang bersangkutan sangat jauh dan tidak mungkin bagi kita menjangkau rumahnya setiap tahun.

    Maka yang harus dipersiapkan setelahnya adalah mental yang kuat menghadapi kesepian, setelah pekerjaan didapatkan adakalanya kita merasa kesepian mengingat teman-teman dekat yang dulu sering kumpul bersama dan saling berinteraksi, saling bercanda ria akhirnya perlahan mereka mulai menjauh dan semakin jauh; meskipun kontak / media sosialnya masih tersimpan. Namun, hal tersebut wajar dan tidak perlu dibuat sedih berlarut-larut sebab fase pertemanan memang ada fasenya sendiri-sendiri dan akan berganti lagi ke fase pertemanan yang lainnya sebagaimana ungkapan berbahasa inggris yang berbunyi;
People come and go (Orang [baru] datang dan pergi)
    Terakhir kalinya sekaligus sebagai penutup; jika ditanya di antara kedua pilihan tersebut mana yang lebih baik? Tentu saja yang paling bagus adalah seimbang keduanya antara teman dan karir; bukan salah satunya saja. Dengan teman kita masih saling berkomunikasi; walaupun intensitasnya tidak sesering dulu akan tetapi di sisi lain masalah karir juga tidak terkena dampaknya. Dan terlepas dari apa yang telah penulis uraikan panjang lebar di atas, semua tetap kembali pada diri kalian masing-masing. Masing-masing individu memiliki perspektif yang berbeda-beda.

Sekian dan Semoga bermanfaat 🌟

Post a Comment for "Teman atau Karir? Perenungan Sebelum Memasuki Usia 20 Tahun"